Rabu, 12 Januari 2011

Kisah Jamur dan Brokoli Goreng

Suatu hari ketika saya berkunjung ke rumah seorang sahabat saya disuguhi jamur goreng, kebetulan pula itu pertama kalinya saya mencoba jamur goreng. Aduuuh noraknya saya, ternyata jamur goreng enak bukan main. Sepulang dari rumah sahabat saya, saya mengalami sindrome jamur goreng, alias ngidam (bahasa umumnya). Ya... selama beberapa hari saya membayangkan nikmatnya memakan jamur goreng, semua terekam dalam otak saya. Sampai suatu hari saya utarakan sindrome jamur ini kepada teman satu kantor saya.

Saya : "Nit, sudah pernah coba jamur goreng belum?" *tanya saya seolah-olah hanya saya yang pernah mencoba jamur goreng*, hehehe

Nita : "Hmm... kalo aku biasanya brokoli goreng frozz, enak juga koq lebih murah dari jamur pula"

Saya : "Hah brokoli goreng!!! *sambil membayangkan rupa brokoli yang digoreng* gak salah tuh? tapi boleh juga deh saya coba" *sambil menatap ragu teman saya*

Sepulang kantor, dengan semangat '45 saya beranjak menuju sebuah supermaket di daerah saya. Dengan bermodal rasa sok tau, (pssstt... sebelumnya saya tidak tau jenis jamur apa yang dipakai, parah!!!) saya menuju tempat sayur-sayuran. Dicari...cari...cari... jamur yang saya cari tidak ada!! Arrrgh, hampir saya putus asa, kemudian seorang pelayan supermaket mengahampiri saya (mungkin dia kasian melihat tampang saya yang seperti orang linglung)

Pelayan : "permisi mbak, mau cari apa ya, bisa saya bantu?" sapanya ramah

Saya : "hmmm... ini mas, saya butuh jamur tapi saya cari2 koq nggak ada ya?"

Pelayan : "disebelah sini mbak jamurnya" *menunjukan sekeranjang jamur kering*

Saya : "iya, terima kasih mas" ucap saya (berharap mas2nya cepat pergi, karena sebenarnya saya curiga dengan jamur itu)

Setelah saya perhatikan, koq jamurnya beda ya dengan yang dimasak kemarin. Tapi yasudahlah saya tetap beli jamur itu karena sudah mengalami sindrome jamur.

Sesampainya dirumah, bergegas saya cuci dan rendam jamur itu. 1 jam berlalu... 2 jam berlalu... lah ini jamur koq gak lembek2 ya, tanya saya dalam hati. Tapi keheranan itu saya hiraukan, karena saya kemudian meracik brokoli untuk saya goreng.

Beberapa saat brokoli goreng siap saya hidangkan, awalnya saya coba 1 buah....
Rasa tepungnya enak, kemudian saya makan brokolinya, apa yang terjadi??? pahittt!!!! wueeekkss.... saya bergidik merasakan pahit brokoli itu, lansung saya muntahkan saja... Sayapun tiba-tiba terserang sindrome anti brokoli, trauma!!! benar-benar trauma. Rasanya aneh, pahit. *don't try this at home*
Kesal dengan brokoli yang gagal, akhirnya saya putuskan menelpon sahabat saya untuk menanyakan tentang jamur yang tak kunjung lembek. Dan apa yang terjadi??? ternyata saya salah membeli jamurnya!!!! T.T
Upss... kebodohan kedua yang saya lakukan. Sahabat saya bilang kalau jamur yang saya beli memang tidak bisa digoreng, tapi hanya bisa di tumis. Ohhh no!!! padahal saya sudah membeli jamur yang mahal & saya sudah membayangkan memakan jamur itu, hikss, hikss........ Menyedihkan!

Pelajaran yang bisa saya ambil dari kejadian ini adalah :

1. jangan percaya dengan selera orang lain. (jelas-jelas saya tidak menyukai brokoli tapi karena tergiur selera teman akhirnya saya mencoba brokoli goreng) hmmph...
2. sebelum memasak seharusnya kita tau jenis bahan yang akan dimasak (malu bertanya sesat di dapur) haahaha
3. Barang mahal belum tentu sesuai kebutuhan (jamur yang saya beli bagi saya mahal harganya Rp. 36.000/200gr. padahal jamur yang seharusnya hanya Rp. 5000/250gr) rugiiiiiiiiiiiiiiiii......

Beginilah kisah seorang koki gatot, alias gagal total :p
hahahaha

0 komentar:

Posting Komentar

È