Jumat, 18 Februari 2011

Menyimpan Lara



Menyimpan lara.
Sebenarnya aku sudah muak, siapa pula orang di dunia ini yang mau menyimpan lara. Tapi terkadang kita tidak bisa mengendalikan diri.
Kala hati berkata tidak, otak berkata iya, otak berkata tidak, hati berkata iya.
Menyimpan lara, seperti memasukan racun kedalam tubuh. Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Seperti kata sebuah pepatah.
Dan, Duarr!!! suatu saat akan meledak, membunuhmu.
Lara pergi, sedih pergi, derita pergi
Lara pergi, sedih pergi, derita pergi
Lara pergi, sedih pergi, derita pergi
Mantra yang aku ucapkan, berpuluh kali. Ahhh tapi tak berhasil
Lara itu masih tersimpan. Rapi.
Ataukah aku harus menjadi amnesia, untuk apa?
Tidak memiliki memori tentang dia. Lalu apa hubungan lara dan dia?
Karena dia yang menciptakan lara.

5 komentar:

Alev mengatakan...

hmm..hhmm...hmmm... *bingung mau komen apa :D
*big huug untuk bu gulu cekci..
cini cini kujewel aja ci lala bial mau pelgi :D

Coretan Frozzy mengatakan...

iyaaa alev sayang, peluuukkk ciummmm bu gulunya pasti ngga lara lagi :D

Alev mengatakan...

hahaha, acciiikkkk dipanggil cayanggg :D
eh eh, tapi apa cukup cuma dipeluk dan dicium aj, bu gulu? *winkwink :D

Coretan Frozzy mengatakan...

alev, hahahaha,,,,, iya tunggu aku di kota kamu yah dengan sebotol madu & se-cup eskrim :))
yippyyy..............

Alev mengatakan...

siiiipppp... cilakan diatul aj bu gulu yaw ;)
aku tunggu kedatanganmu *winkwink ;;)

Posting Komentar

È